Jenderal Purnawirawan Moeldoko merespons tudingan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tentang campur tangan orang terdekat istana dalam kudeta Partai Demokrat.
Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menanggapi dengan santai isu yang beredar.
Menurutnya, ia bukan bagian dari Partai Demokrat dan tidak bisa berbuat apa-apa terkait dinamika yang ada di dalamnya.
“Saya ini siapa, sih? Saya ini apa? Biasa-biasa aja,” jelasnya di hadapan para wartawan, Senin (3 Februari 2021).
Menurut mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) itu, di dalam Partai Demokrat ada SBY dan putranya yang sama-sama berasal dari TNI. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk takut terhadap isu kudeta.
Lebih lanjut, Moeldoko menuturkan, dinamika yang terjadi partai politik adalah hal yang biasa.
Alumnus terbaik Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indoesia (Akabri) tahun 1981 itu menepis isu kudeta terhadap Partai Demokrat merupakan persiapan baginya untuk ajang pemilihan presiden tahun 2024 nanti.
“Yang enggak-enggak saja itu. Kerjaan gua setumpuk begini,” tuturnya.
Moeldoko mengatakan, seandainya ia menggerakkan personel TNI yang bersenjata lengkap untuk mengudeta Partai Demokrat, hal itu tak akan bisa terjadi. Sebab, katanya, semua hal yang berkaitan dengan partai politik sudah ada aturannya.
Sebelumnya, pada Ahad (2 Februari 2021), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam sebuah konferensi pers mengatakan bahwa ada gerakan untuk mengambil paksa kepemimpinan Partai Demokrat.
Menurut AHY, usaha tersebut dilakukan oleh orang terdekat Presiden Joko Widodo dan didukung oleh beberapa orang menteri yang berada dalam Kabinet Indonesia Maju.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon