Sekretaris Jenderal Dewan Urusan Islam Myanmar, Dr. Tin Maung Than, mengusulkan kepada pemerintah negara itu untuk menggunakan masjid dan fasilitas umum milik umat Islam menjadi pusat karantina sebagai langkah dalam mencegah penyebaran virus Corona.
Dalam siaran pers yang ditulisnya untuk kantor berita Anadolu, pada hari Rabu (25 Maret 2020), Than menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintah untuk menghadapi pandemi Corona.
Than menambahkan, di Myanmar terdapat lebih dari 1.000 masjid, sekolah agama, dan hotel milik muslim yang dapat digunakan untuk memerangi Covid-19.
Menurut Than, para pejabat Dewan Urusan Agama Myanmar telah memberi izin penggunaan bangunan ibadah sebagai rumah sakit dan pusat karantina untuk sementara waktu.
Beberapa hari yang lalu, Kementerian Kesehatan Myanmar mengumumkan 3 kasus Corona di negara itu.
Semenjak 25 Agustus 2017, Angkatan Bersenjata Myanmar dan milisi Buddha melakukan kejahatan brutal terhadap etnis Rohingya yang berada di negara bagian Arakan (Rakhine).
Menurut sumber lokal dan internasional, kejahatan yang berlangsung sejak saat itu telah mengakibatkan ribuan etnis Rohingya meninggal dunia.
Berdasarkan data Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), hampir satu juta orang Rohingya mencari suaka di Bangladesh.
Pemerintah Myanmar memandang Rohingya sebagai imigran gelap dari Bangladesh, sedangkan PBB mengklasifikasikan mereka sebagai minoritas paling teraniaya di dunia.
Hingga Rabu sore, Corona telah menginfeksi lebih dari 472.037 orang di seluruh dunia, 21.302 orang di antaranya meninggal dunia, dan 114.714 orang dinyatakan sembuh.
Penyebaran Covid-19 ini memaksa banyak negara menutup perbatasan mereka, menunda penerbangan, memberlakukan jam malam, meliburkan sekolah dan universitas, membatalkan acara, melarang pertemuan publik, serta menutup masjid, gereja dan tempat ibadah lainnya.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Dalam siaran pers yang ditulisnya untuk kantor berita Anadolu, pada hari Rabu (25 Maret 2020), Than menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintah untuk menghadapi pandemi Corona.
Than menambahkan, di Myanmar terdapat lebih dari 1.000 masjid, sekolah agama, dan hotel milik muslim yang dapat digunakan untuk memerangi Covid-19.
Menurut Than, para pejabat Dewan Urusan Agama Myanmar telah memberi izin penggunaan bangunan ibadah sebagai rumah sakit dan pusat karantina untuk sementara waktu.
Beberapa hari yang lalu, Kementerian Kesehatan Myanmar mengumumkan 3 kasus Corona di negara itu.
Semenjak 25 Agustus 2017, Angkatan Bersenjata Myanmar dan milisi Buddha melakukan kejahatan brutal terhadap etnis Rohingya yang berada di negara bagian Arakan (Rakhine).
Menurut sumber lokal dan internasional, kejahatan yang berlangsung sejak saat itu telah mengakibatkan ribuan etnis Rohingya meninggal dunia.
Berdasarkan data Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), hampir satu juta orang Rohingya mencari suaka di Bangladesh.
Pemerintah Myanmar memandang Rohingya sebagai imigran gelap dari Bangladesh, sedangkan PBB mengklasifikasikan mereka sebagai minoritas paling teraniaya di dunia.
Hingga Rabu sore, Corona telah menginfeksi lebih dari 472.037 orang di seluruh dunia, 21.302 orang di antaranya meninggal dunia, dan 114.714 orang dinyatakan sembuh.
Penyebaran Covid-19 ini memaksa banyak negara menutup perbatasan mereka, menunda penerbangan, memberlakukan jam malam, meliburkan sekolah dan universitas, membatalkan acara, melarang pertemuan publik, serta menutup masjid, gereja dan tempat ibadah lainnya.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon