Perdana Menteri (PM) Zionis Israel Benjamin Netanyahu mengaku sering melakukan kunjungan rahasia ke negara-negara Arab.
Namun demikian, ia tak mau menyebutkan negara mana saja yang dikunjunginya dan berapa jumlah kunjungan yang telah dilakukannya.
“Saya tidak mau memberi tahu Anda berapa kali saya telah mengunjungi negara-negara Arab,” ujar Netanyahu dalam sebuah wawancara televisi saluran Hala, pada hari Rabu (19 Februari 2020) seperti dilansir Anadolu.
Beberapa waktu terakhir, Netanyahu, pemimpin partai Likud (sayap kanan), telah melakukan pembicaraan intensif terkait normalisasi rahasia dengan negara-negara Arab sebelum pemilihan parlemen Israel yang bakal digelar pada 2 Maret 2020 mendatang.
“Salah seorang pemimpin negara Arab memberi tahu saya 10 tahun yang lalu, bahwa kami akan berada dalam situasi yang mana kami akan memiliki hubungan yang baik dan kontinu dengan semua negara Arab, selain satu atau dua negara saja. Lalu saya timpali, bahwa itu hanya lamunan. Ternyata, hal tersebut sudah terjadi hari ini,” tuturnya.
Netanyahu pun menyebutkan alasan negara-negara Arab ingin melakukan normalisasi dengan Israel.
“Bukan hanya karena ada ancaman yang dihadapi bersama, seperti Iran, namun juga karena minat negara-negara Arab untuk memiliki teknologi dan pertanian yang dihasilkan oleh Israel,” jelasnya.
Selain negara Mesir dan Yordania yang terikat perjanjian damai dengan Israel, tidak ada negara Arab lain yang memiliki hubungan formal dengan negara Zionis tersebut.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Namun demikian, ia tak mau menyebutkan negara mana saja yang dikunjunginya dan berapa jumlah kunjungan yang telah dilakukannya.
“Saya tidak mau memberi tahu Anda berapa kali saya telah mengunjungi negara-negara Arab,” ujar Netanyahu dalam sebuah wawancara televisi saluran Hala, pada hari Rabu (19 Februari 2020) seperti dilansir Anadolu.
Beberapa waktu terakhir, Netanyahu, pemimpin partai Likud (sayap kanan), telah melakukan pembicaraan intensif terkait normalisasi rahasia dengan negara-negara Arab sebelum pemilihan parlemen Israel yang bakal digelar pada 2 Maret 2020 mendatang.
“Salah seorang pemimpin negara Arab memberi tahu saya 10 tahun yang lalu, bahwa kami akan berada dalam situasi yang mana kami akan memiliki hubungan yang baik dan kontinu dengan semua negara Arab, selain satu atau dua negara saja. Lalu saya timpali, bahwa itu hanya lamunan. Ternyata, hal tersebut sudah terjadi hari ini,” tuturnya.
Netanyahu pun menyebutkan alasan negara-negara Arab ingin melakukan normalisasi dengan Israel.
“Bukan hanya karena ada ancaman yang dihadapi bersama, seperti Iran, namun juga karena minat negara-negara Arab untuk memiliki teknologi dan pertanian yang dihasilkan oleh Israel,” jelasnya.
Selain negara Mesir dan Yordania yang terikat perjanjian damai dengan Israel, tidak ada negara Arab lain yang memiliki hubungan formal dengan negara Zionis tersebut.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon