Nama Haji Abdul Karim Oei Tjeng Hien tiba-tiba dikenal luas. Bukan hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Setelah ia melakukan aksi heroik pada 1931.
Saat itu, di Bengkulu, Haji Karim Oei membakar mobilnya sendiri. Mobil Fiat buatan Italia. Ia bakar mobil itu menyambut seruan para ulama untuk memboikot Italia. Sebabnya, Italia menggantung Umar Mukhtar, singa pemimpin mujahidin Libya.
Umar Mukhtar digantung pada 16 September 1931, setelah ditangkap penjajah Italia. Kematian Umar Mukhtar direspon para ulama untuk memboikot produk Italia. Di Indonesia, yang saat itu masih dijajah Belanda dan dikenal dengan nama Hindia Belanda, Haji Agus Salim dan para pemimpin Sarekat Islam menyerukan perlawanan yang sama: Boikot Italia! Boikot Italia!
Tak banyak produk Italia di Hindia Belanda saat itu. Yang paling mudah dikenali adalah Mobil Fiat. Namun tak banyak yang memiliki mobil itu di Hindia Belanda. Haji Karim Oei mungkin satu-satunya muslim yang memilikinya.
Namun ia tak berpikir mahalnya mobil itu di tengah penjajahan. Yang ia pikirkan adalah bagaimana menunjukkan solidaritas pembelaan kepada pejuang Islam dan melawan musuh Islam.
Di saat orang lain membakar peci tarbus buatan Italia, Haji Karim Oei membakar mobil Fiat miliknya. Aksi bakar peci tarbus saja membuat Belanda memberikan tekanan agar dihentikan, maka aksi Haji Karim Oei pun menggetarkan dunia.
Haji Abdul Karim Oei Tjeng Hien lahir di Padang Panjang, Sumatra Barat, pada 6 Juni 1905. Dialah pendiri organisasi warga etnis Tionghoa Islam yang disebut Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI). Ia juga tokoh Muhammadiyah.
Haji Karim Oei juga merupakan salah satu tokoh nasional yang memperjuangan kemerdekaan Indonesia bersama Soekarno dan Buya Hamka. Pada tahun 1946-1960, ia menjadi ketua partai Masyumi Bengkulu. Pada tahun 1956-1959, ia menjadi anggota DPR. Haji Karim Oei meninggal di Jakarta, 14 Oktober 1988 pada usia 83 tahun. [Fimadani]
Saat itu, di Bengkulu, Haji Karim Oei membakar mobilnya sendiri. Mobil Fiat buatan Italia. Ia bakar mobil itu menyambut seruan para ulama untuk memboikot Italia. Sebabnya, Italia menggantung Umar Mukhtar, singa pemimpin mujahidin Libya.
Umar Mukhtar digantung pada 16 September 1931, setelah ditangkap penjajah Italia. Kematian Umar Mukhtar direspon para ulama untuk memboikot produk Italia. Di Indonesia, yang saat itu masih dijajah Belanda dan dikenal dengan nama Hindia Belanda, Haji Agus Salim dan para pemimpin Sarekat Islam menyerukan perlawanan yang sama: Boikot Italia! Boikot Italia!
Tak banyak produk Italia di Hindia Belanda saat itu. Yang paling mudah dikenali adalah Mobil Fiat. Namun tak banyak yang memiliki mobil itu di Hindia Belanda. Haji Karim Oei mungkin satu-satunya muslim yang memilikinya.
Namun ia tak berpikir mahalnya mobil itu di tengah penjajahan. Yang ia pikirkan adalah bagaimana menunjukkan solidaritas pembelaan kepada pejuang Islam dan melawan musuh Islam.
Di saat orang lain membakar peci tarbus buatan Italia, Haji Karim Oei membakar mobil Fiat miliknya. Aksi bakar peci tarbus saja membuat Belanda memberikan tekanan agar dihentikan, maka aksi Haji Karim Oei pun menggetarkan dunia.
Haji Abdul Karim Oei Tjeng Hien lahir di Padang Panjang, Sumatra Barat, pada 6 Juni 1905. Dialah pendiri organisasi warga etnis Tionghoa Islam yang disebut Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI). Ia juga tokoh Muhammadiyah.
Haji Karim Oei juga merupakan salah satu tokoh nasional yang memperjuangan kemerdekaan Indonesia bersama Soekarno dan Buya Hamka. Pada tahun 1946-1960, ia menjadi ketua partai Masyumi Bengkulu. Pada tahun 1956-1959, ia menjadi anggota DPR. Haji Karim Oei meninggal di Jakarta, 14 Oktober 1988 pada usia 83 tahun. [Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon