Sebuah video viral di sejumlah media sosial tentang dukungan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY kepada pasangan calon nomor 1.
Video tersebut disebarkan oleh halaman “Nyinyir Jokowi” di media sosial Facebook. Dalam sebuah statusnya disebutkan, bahwa SBY mendukung pasangan nomor 1.
Video yang diunggah oleh halaman tersebut berdurasi 14 detik dan telah dilihat ratusan ribu kali.
Dalam video tersebut terlihat SBY mengatakan, “Coblos nomor 1” sambil mengacungkan jari telunjuknya.
Jika dilihat sekilas, tidak ada yang aneh dalam video tersebut. Namun, jika dilihat dengan seksama, tentu akan terlihat kenganjilannya.
Pertama, nomor urut kandidat presiden dan wakil presiden adalah 01 dan 02, bukan 1 dan 2.
Kedua, video yang diunggah halaman “Nyinyir Jokowi” itu telah diedit. Video aslinya berdurasi 30 detik, bukan 14 detik.
Ketiga, video asli diunggah pada tahun 2015 silam, yaitu bertepatan dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Provinsi Kalimantan Selatan.
Maraknya penggunaan media sosial, terkadang sebagian kalangan mudah memercayai informasi yang diterima lalu menyebarkannya, padahal kebenaran dari informasi tersebut belum dikonfirmasi.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Video tersebut disebarkan oleh halaman “Nyinyir Jokowi” di media sosial Facebook. Dalam sebuah statusnya disebutkan, bahwa SBY mendukung pasangan nomor 1.
Video yang diunggah oleh halaman tersebut berdurasi 14 detik dan telah dilihat ratusan ribu kali.
Dalam video tersebut terlihat SBY mengatakan, “Coblos nomor 1” sambil mengacungkan jari telunjuknya.
Jika dilihat sekilas, tidak ada yang aneh dalam video tersebut. Namun, jika dilihat dengan seksama, tentu akan terlihat kenganjilannya.
Pertama, nomor urut kandidat presiden dan wakil presiden adalah 01 dan 02, bukan 1 dan 2.
Kedua, video yang diunggah halaman “Nyinyir Jokowi” itu telah diedit. Video aslinya berdurasi 30 detik, bukan 14 detik.
Ketiga, video asli diunggah pada tahun 2015 silam, yaitu bertepatan dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Provinsi Kalimantan Selatan.
Maraknya penggunaan media sosial, terkadang sebagian kalangan mudah memercayai informasi yang diterima lalu menyebarkannya, padahal kebenaran dari informasi tersebut belum dikonfirmasi.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon