Suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) diperkirakan menurun pada pemilu mendatang.
Banyak faktor yang menyebabkan hal itu, salah satunya adalah bergabungnya eks Gubernur DKI Jakarta, Basuki Thahaja Purnama alias Ahok.
Mantan narapidana yang terjerat kasus penistaan agama tersebut dinilai menambah turunnya suara partai moncong putih itu.
Hal tersebut dipaparkan oleh Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni.
“Memori kasus penistaan agama pada Pilkada DKI terus terjaga, terlebih momentum reuni Alumni 212 yang tak pernah surut dukungan luas masyarakat,” katanya seperti dilansir RMOL, Jumat (22 Februari 2019).
Lebih lanjut, Vivin menuturkan, pemilih beragama Islam yang pernah menyumbangkan suaranya kepada PDIP pindah ke partai nasionalis.
Seperti diketahui, dalam masa kampanye, banyak isu yang diusung oleh sejumlah partai atau kandidat yang akan bertarung pada pemilu mendatang.
Isu tersebut digunakan untuk menaikkan pamor partai masing-masing atau menurunkan pamor partai rival.
Hal yang sama juga digunakan oleh tim kandidat capres dan cawapres. Kedua tim saling sindir di media massa. Mereka juga harus siap menjawab sindiran yang dilontarkan oleh pihak lawan.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Banyak faktor yang menyebabkan hal itu, salah satunya adalah bergabungnya eks Gubernur DKI Jakarta, Basuki Thahaja Purnama alias Ahok.
Mantan narapidana yang terjerat kasus penistaan agama tersebut dinilai menambah turunnya suara partai moncong putih itu.
Hal tersebut dipaparkan oleh Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni.
“Memori kasus penistaan agama pada Pilkada DKI terus terjaga, terlebih momentum reuni Alumni 212 yang tak pernah surut dukungan luas masyarakat,” katanya seperti dilansir RMOL, Jumat (22 Februari 2019).
Lebih lanjut, Vivin menuturkan, pemilih beragama Islam yang pernah menyumbangkan suaranya kepada PDIP pindah ke partai nasionalis.
Seperti diketahui, dalam masa kampanye, banyak isu yang diusung oleh sejumlah partai atau kandidat yang akan bertarung pada pemilu mendatang.
Isu tersebut digunakan untuk menaikkan pamor partai masing-masing atau menurunkan pamor partai rival.
Hal yang sama juga digunakan oleh tim kandidat capres dan cawapres. Kedua tim saling sindir di media massa. Mereka juga harus siap menjawab sindiran yang dilontarkan oleh pihak lawan.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon