Jenderal (Purn) TNI H. Wiranto mengatakan, rakyat Indonesia jangan sembarangan memilih pemimpin untuk pemilihan presiden pilpres 2019 nanti.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) itu menuturkan, sekalipun terlihat sederhana, pilpres harus digunakan sebagai sarana untuk memilih pemimpin untuk masa depan Indonesia.
Lebih lanjut, Wiranto menjelaskan, pemimpin yang layak dipimpin adalah yang punya pengalaman dan rekam jejak yang baik.
Petinggi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) itu menuturkan, jika rakyat tidak memilih dengan baik, maka akibatnya akan ditanggung bersama.
“Dalam agama Islam, saya mohon maaf pakai agama Islam, agama yang saya anut, disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa di sana kalau suatu perkara diserahkan pada yang bukan ahlinya, tunggu kehancurannya,” jelasnya seperti dilansir Republika.
Di samping itu, mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu memberi contoh simpel dalam memilih pemimpin.
Menurut Wiranto, jika ada yang ingin berwisata dengan bus, tentu yang dipilih untuk mengemudikannya adalah supir yang telah punya pengalaman dan menghafal rute jalan yang akan ditempuh.
Namun, lanjut Wiranto, jika yang mengemudikan bus adalah sopir bemo atau angkot, tentu itu bisa mengakibatkan penumpang ditimpa kesialan.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) itu menuturkan, sekalipun terlihat sederhana, pilpres harus digunakan sebagai sarana untuk memilih pemimpin untuk masa depan Indonesia.
Lebih lanjut, Wiranto menjelaskan, pemimpin yang layak dipimpin adalah yang punya pengalaman dan rekam jejak yang baik.
Petinggi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) itu menuturkan, jika rakyat tidak memilih dengan baik, maka akibatnya akan ditanggung bersama.
“Dalam agama Islam, saya mohon maaf pakai agama Islam, agama yang saya anut, disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa di sana kalau suatu perkara diserahkan pada yang bukan ahlinya, tunggu kehancurannya,” jelasnya seperti dilansir Republika.
Di samping itu, mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu memberi contoh simpel dalam memilih pemimpin.
Menurut Wiranto, jika ada yang ingin berwisata dengan bus, tentu yang dipilih untuk mengemudikannya adalah supir yang telah punya pengalaman dan menghafal rute jalan yang akan ditempuh.
Namun, lanjut Wiranto, jika yang mengemudikan bus adalah sopir bemo atau angkot, tentu itu bisa mengakibatkan penumpang ditimpa kesialan.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
2 komentar
Yg dimaksud itu siapa?? Klo yg 01 itu cocok,krn tukang mebel di surub jabat jadi prespresident jadi akhir nya pun pas seperti yg dikatakan..
Yg jelas yg tidak suka hutang dan impor apalagi yg naikin bbm malem2
EmoticonEmoticon