KH. Ma’ruf Amin mempunyai harapan setelah Basuki Tjahaja Purnama alias merapat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Menurut kiyai yang pernah menjadi saksi memberatkan di persidangan Ahok terkait penistaan atau penodaan agama, Ahok bisa menaikkan suara Jokowi pada pilpres mendatang.
"Ya mudah-mudahan saja ya (menambah elektabilitas). Insya Allah itu kan PDIP pendukungnya Pak Jokowi,” ujar Ma’ruf, Sabtu (9 Februari 2019) seperti dilansir Viva.
Ketika diminta konfirmasi apakah akan bertemu Ahok, Ma’ruf menyatakan semuanya terserah kepada PDIP. Menurutnya, semua orang bebas menentukan pilihannya karena Ahok sudah keluar dari penjara.
Seperti diketahui, Ahok keluar dari penjara pada bulan Januari lalu setelah menerima sejumlah remisi seperti remisi hari kemerdekaan dan hari besar agama.
Ia dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun karena tersangkut pasal penodaan atau penistaan agama. Hal tersebut terkait perkataannya tentang ayat 52 surat Al-Maidah tentang kepemimpinan.
Setelah bebas, mantan Gubernur DKI Jakarta itu memilih berlabuh di PDIP. Sebelumnya, dia pernah tercatat sebagai Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
[Abu Syafiq/Fimadani]
Menurut kiyai yang pernah menjadi saksi memberatkan di persidangan Ahok terkait penistaan atau penodaan agama, Ahok bisa menaikkan suara Jokowi pada pilpres mendatang.
"Ya mudah-mudahan saja ya (menambah elektabilitas). Insya Allah itu kan PDIP pendukungnya Pak Jokowi,” ujar Ma’ruf, Sabtu (9 Februari 2019) seperti dilansir Viva.
Ketika diminta konfirmasi apakah akan bertemu Ahok, Ma’ruf menyatakan semuanya terserah kepada PDIP. Menurutnya, semua orang bebas menentukan pilihannya karena Ahok sudah keluar dari penjara.
Seperti diketahui, Ahok keluar dari penjara pada bulan Januari lalu setelah menerima sejumlah remisi seperti remisi hari kemerdekaan dan hari besar agama.
Ia dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun karena tersangkut pasal penodaan atau penistaan agama. Hal tersebut terkait perkataannya tentang ayat 52 surat Al-Maidah tentang kepemimpinan.
Setelah bebas, mantan Gubernur DKI Jakarta itu memilih berlabuh di PDIP. Sebelumnya, dia pernah tercatat sebagai Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon