ilustrasi (Detikcom) |
"Pak Jokowi tidak sekadar minta dukungan ulama. Pak Jokowi banyak dapat dukungan ulama dari mana-mana tetapi Pak Jokowi juga menggandeng ulama sebagai wakilnya," kata Ma'ruf saat menghadiri acara di Gedung Padepokan Silat, Serang, Banten, Senin (21/1/2019).
"Tidak pernah ada seumur republik ini calon presiden menggandeng ulama sebagai wakil," imbuhnya seperti dikutip Viva.
Dalam kesempatan itu, Ma’ruf juga menjelaskan sejumlah kebijakan Jokowi selama empat tahun memimpin Indonesia. Ia memberi beberapa contoh seperti dijadikannya Hari Santri Nasional, pemberdayaan pesantren hingga bank wakaf mikro.
Rupanya, pernyataan tidak pernah ada seumur republik capres menggandeng ulama sebagai wakil itu menuai protes netizen. Pasalnya, dalam sejarah pemilu pasca reformasi memang ada sejumlah nama ulama sebagai cawapres. Netizen menyebut nama KH Hasyim Muzadi dan KH Shalahuddin Wahid.
“Itu perasaan yai Ma'ruf saja. Bukannya Yai Hasyim Muzadi, Yai Solahudin Wahid dulu pernah maju Cawapres?” kata @J_Mustofa
“Maaf pak kyai kalau pa Hasyim Muzadi apakah gak dianggap ulama...???” kata @MisyarYunanto1
“Sampeyan kan yg ke-3 Yai. Yang 2 sudah terbukti gagal,” kata @Muttaqinho
Bahkan ada warga Nahdliyin yang mengaku kecewa dengan pernyataan tersebut.
“Saya warga Nahdliyin, kecewa dng statement ini. Pdhal ada 4(empat) Kyai NU yg digandeng ulama sblm Kyai Maruf ini. Beliau : 1. GusDur, 2. KH.Hasyim Muzadi, 3. Gus Sholah & 4. Hamzah Haz. Safeguarding the rights of others is the most noble and beautiful end of a human being,” kata @Cak_Bram.
Saya warga Nahdliyin, kecewa dng statement ini. Pdhal ada 4(empat) Kyai NU yg digandeng ulama sblm Kyai Maruf ini. Beliau : 1. GusDur, 2. KH.Hasyim Muzadi, 3. Gus Sholah & 4. Hamzah Haz. Safeguarding the rights of others is the most noble and beautiful end of a human being.— 0⃣2⃣ ɯɐɹq ʞɐɔ (@Cak_Bram) 21 Januari 2019
Advertisement
EmoticonEmoticon