Dalam diskusi Indonesia Lawyers Club Selasa (8 Januari 2019), Rocky Gerung melayangkan sejumlah kritik kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) soal debat capres-cawapres.
Salah satunya adalah masalah kisi-kisi pertanyaan yang akan dilontarkan kepada kedua pasangan capres-cawapres.
Menurut Rocky, sebenarnya itu adalah soal yang bocor. Namun, ujar dia, KPU tidak ingin dikatakan ada soal yang bocor.
“Karena bocor artinya jelek, setengah bocor lebih jelek lagi. Mending bocorin sekaligus,” tambahnya.
Rocky menjelaskan, kisi-kisi itu setengah bocor. Sehingga masyarakat tidak tahu, apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah bocor atau tidak.
“Kalau bocor sempurna, orang bisa tambal. Tapi kalau bocornya separoh-separoh, justru di situ ada misteri,” tuturnya.
Jika pertanyaan yang diberikan kepada capres-cawapres hanya setengah, kata Rocky, KPU berarti bermain dalam gimmick (tipu muslihat).
“Sebagian Anda (KPU) kasih, sebagian enggak. Mengapa begitu? Kasih saja semuanya. Bocorin saja. Bikin saja pertanyaan sempurna. Supaya publik ngerti itu memang dibocorkan,” tuturnya.
Pertanyaan sekarang, kata Rocky, jika KPU ditanya apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut dibocorkan atau tidak, KPU menjawab, tidak dibocorkan.
“Jika tidak dibocorkan, kenapa kandidat tahu?” tanya dia.
Lalu jika KPU menjawab, karena mereka telah memberi tahu kisi-kisinya kepada para kandidat.
“Itu artinya dibocorkan,” tandas Rocky.
Jadi, lanjut Rocky, kejelasan dalam hal ini yang mesti diperlihatkan kepada publik.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Salah satunya adalah masalah kisi-kisi pertanyaan yang akan dilontarkan kepada kedua pasangan capres-cawapres.
Menurut Rocky, sebenarnya itu adalah soal yang bocor. Namun, ujar dia, KPU tidak ingin dikatakan ada soal yang bocor.
“Karena bocor artinya jelek, setengah bocor lebih jelek lagi. Mending bocorin sekaligus,” tambahnya.
Rocky menjelaskan, kisi-kisi itu setengah bocor. Sehingga masyarakat tidak tahu, apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah bocor atau tidak.
“Kalau bocor sempurna, orang bisa tambal. Tapi kalau bocornya separoh-separoh, justru di situ ada misteri,” tuturnya.
Jika pertanyaan yang diberikan kepada capres-cawapres hanya setengah, kata Rocky, KPU berarti bermain dalam gimmick (tipu muslihat).
“Sebagian Anda (KPU) kasih, sebagian enggak. Mengapa begitu? Kasih saja semuanya. Bocorin saja. Bikin saja pertanyaan sempurna. Supaya publik ngerti itu memang dibocorkan,” tuturnya.
Pertanyaan sekarang, kata Rocky, jika KPU ditanya apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut dibocorkan atau tidak, KPU menjawab, tidak dibocorkan.
“Jika tidak dibocorkan, kenapa kandidat tahu?” tanya dia.
Lalu jika KPU menjawab, karena mereka telah memberi tahu kisi-kisinya kepada para kandidat.
“Itu artinya dibocorkan,” tandas Rocky.
Jadi, lanjut Rocky, kejelasan dalam hal ini yang mesti diperlihatkan kepada publik.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon