Wakil Ketua Umum PP Persatuan Islam (Persis) Dr Jeje Zaenudin mengatakan bahwa ulama dan umat Islam memiliki peran besar dalam sejarah Indonesia. Baik dalam perjuangan fisik melawan penjajah, dalam revolusi kemerdekaan, hingga pada perjuangan konstitusional dalam merumuskan Undang-undang Dasar (UUD).
Namun, peran yang demikian besar ini, belum didukung payung hukum untuk melindungi eksistensi mereka.
Karena itu, ia mengapresiasi langkah PKS yang meluncurkan janji politik berupa usulan RUU Perlindungan Ulama, Tokoh Agama, dan Simbol-simbol Agama.
“Kalau tiba-tiba seorang ulama sedang ceramah di panggung, diturunin dan ditangkap, mereka tidak memiliki kekebalan apapun. Posisi ulama ini secara historis diakui. Kemudian, secara sosiologis diakui juga. Tetapi secara yuridis, mana undang-undang yang menyatakan melindungi ulama, tidak ada. Begitu pula bagi semua tokoh agama, tidak ada,” kata Jeje seperti dikutip pks.id, Jumat (25/1/2019).
"Mudah-mudahan terwujud. PKS mendapatkan suara yang besar, sehingga signifikan untuk memperjuangkan RUU itu. Karena bagaimanapun, meskipun RUU itu bagus kalau tidak ada dukungan signifikan di parlemen, mungkin isu yang bagus ini tidak bisa muncul, tidak bisa diperjuangkan," pungkasnya.
Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Ahmad Satori Ismail juga mendukung PKS untuk memperjuangkan RUU tersebut.
"Ulama itu adalah panutan, pewaris para nabi, maka perlindungan kepada para ulama adalah keniscayaan agar ajaran agama bisa disampaikan dengan benar. Jadi, kalo ada suatu partai yang membuat RUU Perlindungan ulama atau terhadap tokoh-tokoh agama, itu sangat penting dan perlu didukung," kata Ahmad Satori di Jakarta, Jum'at (18/01/2019).
Sebagai salah satu mubaligh yang masuk dalam 200 rekomendasi Kemenag, Ahmad Satori jelaskan RUU yang akan diperjuangkan oleh PKS tersebut juga dapat meredam gesekan yang akhir-akhir ini kembali mencuat di masyarakat.
Advertisement
EmoticonEmoticon