Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno dituding telah bersandiwara ketika melakukan lawatan ke Pasar Kota Pinang, Sumatera Utara, Selasa (11 Desember 2018).
Sandiaga pun menjawab tudingan itu dengan adem. Menurut pengakuannya, semua kejadian yang ada di pasa itu adalah benar bukan dibuat-buat.
"Insya Allah, apa yang terjadi itu apa adanya. kalau saya sih mendengar langsung dan saya panggil kan, saya panggil dia tadi awalnya agak malu-malu terus dia bilang iya pak ini betul. Saya tanya bapak dibayar? Oh nggak, memang ini pendapat saya," ujar Sandi di Jakarta, Rabu (12 Desember 2018) malam seperti dikutip Republika.
Peristiwa yang serupa, lanjut Sandi, pernah terjadi pada masa kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI tahun 2017 silam.
Sandi menilai, perbedaan pilihan politik yang ada dalam masyarakat adalah sesuatu yang wajar.
Sandi mengatakan, semua aspirasi yang berasal dari masyarakat akan dia tampung, baik yang mendukung ataupun yang menolak.
Terkait dengan masyarakat yang menolak, Sandi pun mengatakan itu bagian dari dinamika. Jadi, kata Sandi, perbedaan pandangan politik tidak boleh dijadikan sebagai titik perpecahan, namun sebagai anugerah untuk persatuan bangsa.
“Itu yang kita sebut sebagai demokrasi sejuk, politik santun, dan kampanye yang damai, kampanye yang berpelukan,” tegasnya.
Selama masa kampanye, Sandiaga Salahuddin Uno melakukan kunjungan ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Banyak kalangan yang menyambut dengan antusias dan minta berfoto dengannya.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Sandiaga pun menjawab tudingan itu dengan adem. Menurut pengakuannya, semua kejadian yang ada di pasa itu adalah benar bukan dibuat-buat.
"Insya Allah, apa yang terjadi itu apa adanya. kalau saya sih mendengar langsung dan saya panggil kan, saya panggil dia tadi awalnya agak malu-malu terus dia bilang iya pak ini betul. Saya tanya bapak dibayar? Oh nggak, memang ini pendapat saya," ujar Sandi di Jakarta, Rabu (12 Desember 2018) malam seperti dikutip Republika.
Peristiwa yang serupa, lanjut Sandi, pernah terjadi pada masa kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI tahun 2017 silam.
Sandi menilai, perbedaan pilihan politik yang ada dalam masyarakat adalah sesuatu yang wajar.
Sandi mengatakan, semua aspirasi yang berasal dari masyarakat akan dia tampung, baik yang mendukung ataupun yang menolak.
Terkait dengan masyarakat yang menolak, Sandi pun mengatakan itu bagian dari dinamika. Jadi, kata Sandi, perbedaan pandangan politik tidak boleh dijadikan sebagai titik perpecahan, namun sebagai anugerah untuk persatuan bangsa.
“Itu yang kita sebut sebagai demokrasi sejuk, politik santun, dan kampanye yang damai, kampanye yang berpelukan,” tegasnya.
Selama masa kampanye, Sandiaga Salahuddin Uno melakukan kunjungan ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Banyak kalangan yang menyambut dengan antusias dan minta berfoto dengannya.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon