Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman Al-Saud membujuk Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk menyerang Gerakan Perjuangan Islam/Harakah Al-Muqawamah Al-Islamiyyah (Hamas) di Jalur Gaza.
Perihal tersebut diwartakan oleh situs Middleeasteye yang melakukan wawancara dengan sejumlah sumber dari Kerajaan Arab Saudi.
Tujuan Muhammad bin Salman membujuk Netanyahu, seperti disebutkan sumber yang sama, adalah untuk mengalihkan perhatian dunia internasional dari kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi yang menyeret nama pejabat tinggi kerajaan.
Inisiatif untuk penyerangan Gaza tersebut disampaikan oleh sebuah satuan tugas (Satgas) yang dibentuk Pemerintah Arab Saudi. Skenario ini mereka lakukan sebagai antisipasi untuk menghadapi efek yang ditimbulkan dari kasus kematian Khashoggi yang terbunuh di dalam Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Apalagi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, perintah untuk menghabisi Jamal Khashoggi berasal pejabat tinggi Arab Saudi.
Satuan tugas tersebut terdiri dari pejabat istana, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan Intelijen Arab Saudi.
Tugas mereka yang tergabung dalam satuan tugas itu adalah menyampaikan laporan kepada Putra Mahkota Saudi setiap enam jam perhari.
Menurut Satgas ini, jika Muhammad bin Salman membujuk Israel untuk menyerang Jalur Gaza, perhatian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan tertuju pada masalah ini.
Sehingga, Amerika akan kembali mendukung semua kebijakan Kerajaan Arab Saudi dalam melindungi kepentingan strategis Zionis Israel dan melupakan kasus kematian Khashoggi.
Pada Ahad (11 November 2018) lalu, Zionis Israel melancarkan serangan roket ke puluhan titik di Jalur Gaza. Akibatnya, sejumlah korban meninggal dan luka-luka. Beberapa bangunan termasuk studio Aqsa TV juga terkena dampak serangan biadab tersebut.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Perihal tersebut diwartakan oleh situs Middleeasteye yang melakukan wawancara dengan sejumlah sumber dari Kerajaan Arab Saudi.
Tujuan Muhammad bin Salman membujuk Netanyahu, seperti disebutkan sumber yang sama, adalah untuk mengalihkan perhatian dunia internasional dari kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi yang menyeret nama pejabat tinggi kerajaan.
Inisiatif untuk penyerangan Gaza tersebut disampaikan oleh sebuah satuan tugas (Satgas) yang dibentuk Pemerintah Arab Saudi. Skenario ini mereka lakukan sebagai antisipasi untuk menghadapi efek yang ditimbulkan dari kasus kematian Khashoggi yang terbunuh di dalam Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Apalagi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, perintah untuk menghabisi Jamal Khashoggi berasal pejabat tinggi Arab Saudi.
Satuan tugas tersebut terdiri dari pejabat istana, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan Intelijen Arab Saudi.
Tugas mereka yang tergabung dalam satuan tugas itu adalah menyampaikan laporan kepada Putra Mahkota Saudi setiap enam jam perhari.
Menurut Satgas ini, jika Muhammad bin Salman membujuk Israel untuk menyerang Jalur Gaza, perhatian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan tertuju pada masalah ini.
Sehingga, Amerika akan kembali mendukung semua kebijakan Kerajaan Arab Saudi dalam melindungi kepentingan strategis Zionis Israel dan melupakan kasus kematian Khashoggi.
Pada Ahad (11 November 2018) lalu, Zionis Israel melancarkan serangan roket ke puluhan titik di Jalur Gaza. Akibatnya, sejumlah korban meninggal dan luka-luka. Beberapa bangunan termasuk studio Aqsa TV juga terkena dampak serangan biadab tersebut.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon