Setelah lebih dari sebulan dari kematian jurnalis Jamal Khashoggi di Istanbul, Turki, Kejaksaan Agung Arab Saudi melalui juru bicaranya menyampaikan hasil investigasi kasus yang mendunia itu pada Kamis (15 November 2018).
Dalam keterangannya, jubir Kejagung tidak menyebutkan sama sekali nama-nama para pelaku. Setelah ditelusuri, didapati bahwa seorang jenderal yang dinyatakan sebagai otak pelaku pembunuhan Khashoggi bernama Mayor Jenderal Ahmad Hasan Muhammad Asiri atau lebih dikenal dengan Ahmad Asiri, mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Umum Arab Saudi.
Kiprah Ahmad Asiri sendiri tidak asing di dunia militer negara Arab pada umumnya dan negara-negara teluk pada khususnya. Asiri juga dikenal sebagai orang dekat Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman (MBS).
Karir militernya melejit setelah sukses menjalankan tugas sebagai juru bicara Koalisi Arab Saudi-Uni Emirat Arab dalam perang Yaman yang pecah pada Maret 2015 lalu dan dikenal dengan “Badai Keteguhan.” Sebelumnya, Asiri pernah menjabat sebagai Direktur Kantor Pangeran Khalid bin Sultan bin Abdul Aziz Al Saud, salah satu jabatan tertinggi dalam karirnya.
Dua tahun berikutnya, hubungan Asiri dengan Muhammad bin Salman yang pada waktu itu menjabat sebagai menteri pertahanan dan arsitek perang Yaman semakin dekat.
Tak lama kemudian, MBS diangkat sebagai Putra Mahkota menggantikan sepupunya Muhammad bin Nayif pada Juni 2017, sedangkan Asiri menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Intelijen Umum pada bulan April 2017.
Jabatan ini merupakan hadiah bagi Asiri atas loyalitasnya kepada Kerajaan Arab Saudi. Semenjak itu, Asiri sering terlihat bersama dengan MBS dalam banyak acara dan pertemuan penting dengan pejabat luar negeri.
Mayor Jenderal Asiri yang berumur 59 tahun itu berasal dari provinsi Muhayel Asir yang berada di barat laut Arab Saudi. Banyak prestasi yang pernah diraihnya. Di antaranya sebagai pilot andalan Saudi. Dia juga fasih berbicara dalam bahasa Inggris dan Prancis.
Tak hanya itu, Asiri juga menyandang beberapa gelar akademik dalam ilmu militer dari Inggris, Prancis dan Amerika. Dia pun menjadi perwira militer yang mengajar di Akademi Staf dan Komando Arab Saudi.
Dalam kasus kematian Khashoggi, Asiri dinyatakan bersalah karena telah memerintahkan timnya untuk memulangkan Khashoggi. Sehingga, dia dipecat dari jabatannya sebagai Wakil Kepala Badan Intelijen Umum.
Dalam pernyataan yang disampaikan Jubir Kejagung, Asiri tidak memerintahkan timnya untuk membunuh Khashoggi. Perintah untuk eksekusi mati berasal dari ketua tim negosiasi yang berada di Istanbul, Turki. Demikian seperti diwartakan Al Jazeera.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Dalam keterangannya, jubir Kejagung tidak menyebutkan sama sekali nama-nama para pelaku. Setelah ditelusuri, didapati bahwa seorang jenderal yang dinyatakan sebagai otak pelaku pembunuhan Khashoggi bernama Mayor Jenderal Ahmad Hasan Muhammad Asiri atau lebih dikenal dengan Ahmad Asiri, mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Umum Arab Saudi.
Kiprah Ahmad Asiri sendiri tidak asing di dunia militer negara Arab pada umumnya dan negara-negara teluk pada khususnya. Asiri juga dikenal sebagai orang dekat Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman (MBS).
Karir militernya melejit setelah sukses menjalankan tugas sebagai juru bicara Koalisi Arab Saudi-Uni Emirat Arab dalam perang Yaman yang pecah pada Maret 2015 lalu dan dikenal dengan “Badai Keteguhan.” Sebelumnya, Asiri pernah menjabat sebagai Direktur Kantor Pangeran Khalid bin Sultan bin Abdul Aziz Al Saud, salah satu jabatan tertinggi dalam karirnya.
Dua tahun berikutnya, hubungan Asiri dengan Muhammad bin Salman yang pada waktu itu menjabat sebagai menteri pertahanan dan arsitek perang Yaman semakin dekat.
Tak lama kemudian, MBS diangkat sebagai Putra Mahkota menggantikan sepupunya Muhammad bin Nayif pada Juni 2017, sedangkan Asiri menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Intelijen Umum pada bulan April 2017.
Jabatan ini merupakan hadiah bagi Asiri atas loyalitasnya kepada Kerajaan Arab Saudi. Semenjak itu, Asiri sering terlihat bersama dengan MBS dalam banyak acara dan pertemuan penting dengan pejabat luar negeri.
Mayor Jenderal Asiri yang berumur 59 tahun itu berasal dari provinsi Muhayel Asir yang berada di barat laut Arab Saudi. Banyak prestasi yang pernah diraihnya. Di antaranya sebagai pilot andalan Saudi. Dia juga fasih berbicara dalam bahasa Inggris dan Prancis.
Tak hanya itu, Asiri juga menyandang beberapa gelar akademik dalam ilmu militer dari Inggris, Prancis dan Amerika. Dia pun menjadi perwira militer yang mengajar di Akademi Staf dan Komando Arab Saudi.
Dalam kasus kematian Khashoggi, Asiri dinyatakan bersalah karena telah memerintahkan timnya untuk memulangkan Khashoggi. Sehingga, dia dipecat dari jabatannya sebagai Wakil Kepala Badan Intelijen Umum.
Dalam pernyataan yang disampaikan Jubir Kejagung, Asiri tidak memerintahkan timnya untuk membunuh Khashoggi. Perintah untuk eksekusi mati berasal dari ketua tim negosiasi yang berada di Istanbul, Turki. Demikian seperti diwartakan Al Jazeera.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon