Mazraoui (21 tahun) yang lahir dan besar di Belanda itu menyampaikan alasannya yang mengagumkan. Menurut penuturannya, suasana yang dia rasakan sebelum bertanding membuatnya betah bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam timnas Maroko.
Dalam sebuah pernyataan kepada deVolkskrant, situs berbahasa belanda, seperti dikutip surat kabar Maroko, menurut Mazraoui, ketika bermain dengan tim-tim Eropa, dia tidak pernah merasakan suasana nyaman seperti ini.
Mazraoui mengakui, hal tersebut merupakan keberkahan yang dia dapatkan setelah membaca Al-Qur`an bersama rekan-rekannya satu tim.
Adapun terkait persiapannya secara psikologis sebelum menjalani pertandingan internasional, Mazraoui menjelaskannya dengan gamblang.
“Ketika berada di ruang ganti, kami bersama-sama membaca Al-Qur`an dan berdoa dalam bahasa Arab resmi (fushah) yang berbeda dengan dialek bahasa harian Maroko. Namun demikian, saya tetap bisa memahami makna ayat dan doa itu. Sebab, saya sudah mempelajarinya ketika masih kecil tatkala pergi ke beberapa masjid di sini (Belanda),” jelasnya seperti dilansir situs Al Jazeera.
Noussair Mazraoui direkrut sebagai pemain timnas Maroko setelah menorehkan prestasi yang gemilang di Liga Belanda.
Mazraoui merupakan salah satu pemain muslim berdarah Arab yang merumput di liga-liga sepak bola Eropa dan membawa harum nama klubnya masing-masing.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon